Sekolah Tidak Mau Hormat Bendera Terancam Ditutup FPI Siap Membela

Sekolah Tidak Mau Hormat Bendera Terancam Ditutup FPI Siap Membela

Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat,
silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain. AYO.. Beritahu Teman- teman kita
Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

 Front Pembela Islam (FPI) wilayah Surakarta mendatangi sekolah Islam Al Irsyad Al Islamiyah di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. 

Mereka menyampaikan dukungannya, serta berjanji akan membela dua sekolah, Al Irsyad dan SD IST Al Albani Matesih, yang terancam ditutup karena menolak melakukan penghormatan terhadap bendera Merah Putih. 

Pertemuan ini berlangsung di lantai dasar gedung sekolah, Rabu (8/6/2011) dan dihadiri oleh sejumlah guru dan Kepala Sekolah SMP Al Irsyad, Sutardi. Ketua Dewan Tanfidz FPI wilayah Surakarta, Choirul RS menyayangkan pernyataan Bupati Karanganyar Rina Iriani, yang menyebut kedua sekolah melakukan tindakan makar. 

Untuk itu pihaknya telah menyiapkan tim khusus, yang akan mendampingi kedua sekolah. "Kami telah menyiapkan tim bantuan hukum FPI (Tim BHF) yang berjumlah 19 orang. Salah satunya kandidat doktor hukum UNS," ujar Choirul. 

Tim ini akan mendampingi dalam proses hukum, apabila nanti kedua sekolah akan menuntut Bupati Rina. Selain itu, FPI juga memberikan warning kepada bupati untuk mencabut pernyataannya. Choirul menilai kedua sekolah tidak bisa disebut makar, hanya karena menolak menghormat bendera Merah Putih. 

Menurutnya, pernyataan bupati tersebut sangat luar biasa, karena diucapkan oleh seorang pemimpin daerah. "Kami memberikan waktu 3 kali 24 jam, untuk Rina agar segera mencabut pernyataannya. Apabila Rina tak melakukannya, maka kami akan mengambil tindakan," tegasnya lagi.

Setelah mengunjungi Al Irsyad, rencananya FPI akan bertemu dengan ketua yayasan yang mengelola SD IST Al Albani Matesih. Agendanya sama, yaitu memberikan dukungan moril, serta melakukan pembelaan.

FPI Bela Al Irsyad dan Al Albani

* Soal Menghormat Bendera

Karanganyar, CyberNews. Front Pembela Islam (FPI) Surakarta membela pengelola SD-SMP Al Irsyad Al Islamiyah (Tawangmangu) dan SD Islam Sains dan Teknologi (SD-IST) Al-Albani (Matesih). Rabu (8/6) sore, serombongan FPI datang ke sekolah Al Irsyad Tawangamangu. Mereka diterima oleh pengelola dan Ketua Harian Yayasan Khusus Al Irsyad Al Islamiyah, Sutardi.

"Kami akan bela Al Irsyad dan Al Albani. Kami juga telah menyiapkan bantuan hukum. Kami memiliki tim Bantuan Hukum FPI (Tim BHF) yang berjumlah 19 orang. Salah satunya kandidat doktor hukum UNS," kata Ketua Dewan Tanfidz FPI wilayah Surakarta, Choirul RS.

Setelah dari Al Irsyad, rencananya FPI juga akan mengunjungi SD Al Albani. Disamping menyatakan niatnya akan membela kedua sekolah itu, Choirul juga mempersoalkan pernyataan Bupati Rina Iriani Sri Ratnaningsih yang menyebut dengan istilah makar menyangkut sikap pengelola sekolah yang tak mau menghormat bendera merah-putih.

Bahkan Choirul memberi batas waktu 3 x 24 jam agar bupati mencabut penilaian makar terhadap sekolah yang dimaksud.

"Keengganan menghormat bendera tidak bisa dikatakan makar. Kami minta dicabut kata-kata itu. Kami memberi waktu 3 x 24 jam. Kalau tidak, FPI akan bergerak," tuturnya.

Makar, jelas dia, apabila pihak yang dimaksud tersebut memiliki senjata, pasukan, tentara, mata uang sendiri dan hal lain. Sementara sekolah tersebut masih menggunakan rupiah sebagai mata uang pembayaran dan tak memiliki tentara serta
mengakui adanya pemerintahan yang ada.

Hal itu diatur dalam pasal 103, 104, 106, dan 107 KUHPidana. "Ini hanya sekolah yang masih menggunakan rupiah dan tak membentuk pemerintahan, jadi nggak bisa dikatakan makar. Hal itu telah melecehkan umat Islam," tuturnya.

Bupati Rina Iriani belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Dihubungi melalui telepon dan pesan singkat yang dikirim Suara Merdeka belum dijawab sampai berita ini diturunkan.

Baginya, pilihan untuk tidak menghormat bendera merah-putih itu dilandasi keyakinan, dan keyakinan dilindungi oleh undang-undang. "Terlebih ini adalah sekolah Islam." FPI menyatakan akan mendatangi Kantor Bupati Karanganyar dalam batas waktu yang ditentukan. "Kami akan datang dengan prosedur," tegasnya. Sumber

noreply@blogger.com (Mr.Todi) 09 Jun, 2011


--
Source: http://dunia-ganas.blogspot.com/2011/06/sekolah-tidak-mau-hormat-bendera.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar